london-traveltips.com, Jakarta – Insiden pilot lupa menaruh paspornya saat hendak bertugas terulang lagi. Kali ini menimpa maskapai Asiana Airlines yang hendak mengoperasikan penerbangan dari Filipina ke Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, pada Jumat, 28 Maret 2025.
Mengutip Korea Times, Sabtu, 29 Maret 2025, menurut pejabat di Filipina, penerbangan pesawat nomor OZ708 dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional Clark pada pukul 01.35 pagi, waktu setempat. Saat akan bertugas, pilot yang tidak disebutkan namanya itu tak bisa menemukan paspornya.
Panik, ia mencari dokumen keimigrasian itu di pesawat dan area sekitarnya. Namun, paspornya tetap tak ditemukan. Pihak maskapai kemudian mengirim pilot pengganti dari Korea Selatan yang menyebabkan waktu keberangkatan tertunda selama 15 jam 20 menit.
Pihak maskapai meminta maaf atas keterlambatan yang terjadi. Mereka pun menyediakan akomodasi bagi 135 penumpang di hotel terdekat dan mengatur transportasi dari bandara sebagai kompensasi. Penerbangan Asiana Airlines yang menggunakan pesawat Airbus A321neo tersebut, melansir laman aviationa2z.com, baru terlaksana pada pukul 16.55 sore.
“Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada penumpang kami, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Insiden ini hanya berselang beberapa hari dari kasus yang menimpa penerbangan United Airlines yang berangkat dari Bandara Internasional Los Angeles pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 2 siang waktu setempat. Pesawat itu terbang menuju Shanghai, China, untuk durasi 13,5 jam. Mengutip The Independent, Selasa, 25 Maret 2025, insiden itu menimpa pesawat United Airlines dengan nomor penerbangan UA198 yang mengangkut 257 penumpang.
Penumpang Tagih Kompensasi
Setelah hampir dua jam di udara, pesawat mendadak berbalik arah dan mendarat di San Francisco, lebih jauh ke utara dari tempat keberangkatannya, tepat sebelum pukul 5 sore. Data pelacakan dari FlightRadar24 menunjukkan Boeing 787-9 terbang keluar dari Los Angeles melintasi Samudra Pasifik sebelum berbalik kembali ke California.
Setelah insiden tersebut, seorang penumpang United pada penerbangan tersebut mengunggah di X, “UA198 dialihkan ke SFO karena pilot lupa paspornya?”
“Sekarang terjebak enam jam lebih. Benar-benar tidak dapat diterima. United, kompensasi apa yang Anda tawarkan untuk penanganan yang buruk ini?”
Juru bicara United Airlines menanggapi protes penumpang dengan menjawab, “Kami dengan tulus meminta maaf atas gangguan perjalanan yang tidak terduga ini dan menawarkan bantuan kepada penumpang dengan agen.”
Penumpang tersebut kemudian mengatakan bahwa semua penumpang berhak atas kompensasi, yang kemudian direspons oleh maskapai dengan memberikan tautan tentang cara mengajukan kompensasi.
Penumpang Diberi Voucher Makan
Menurut laman View From The Wing, para penumpang menerima pesan dari maskapai yang berbunyi, “Penerbangan Anda dialihkan ke San Francisco karena masalah kru yang tidak terduga yang membutuhkan kru baru. Begitu mereka tiba, kami akan membawa Anda kembali ke Shanghai sesegera mungkin.”
“Kami dengan tulus meminta maaf atas gangguan ini dan menghargai kesabaran Anda,” imbuh pesan itu.
Atas keterlambatan yang dialami, para penumpang dilaporkan menerima voucher makan senilai USD15 (sekitar Rp250 ribu) setibanya di San Francisco. Mereka kemudian diberangkatkan dari San Francisco pada malam harinya, pukul 9 malam, dan mendarat di Shanghai sekitar pukul 1 pagi, waktu setempat usai menempuh 12 jam penerbangan, berdasarkan data pelacakan.
Dalam sebuah pernyataan kepada The Independent, juru bicara United mengonfirmasi bahwa insiden keterlambatan itu diakibatkan pilot yang tidak membawa paspornya. “Kami mengatur agar kru baru membawa pelanggan kami ke tujuan mereka malam itu. Pelanggan diberikan voucher makanan dan kompensasi,” kata juru bicara tersebut.
Insiden Serupa di Maskapai T’way Air
Ini bukan pertama kalinya penerbangan terganggu karena pilot datang bekerja tanpa dokumen perjalanan penting mereka. Pada 2019, sebuah penerbangan dari Vietnam tertunda selama 11 jam setelah pilot T’way Air kehilangan paspornya.
Penerbangan tersebut dijadwalkan berangkat dari Ho Chi Minh City menuju Incheon, Korea Selatan. Namun akibat kehilangan paspornya, pilot tersebut tidak dapat mengakses bandara.
Semua 160 penumpang yang akan terbang harus menunggu hingga maskapai menemukan pilot pengganti untuk membawa mereka ke tujuan mereka. Pihak maskapai lalu memesankan para penumpang hotel dan menyediakan sarapan, sembari menyelidiki tindakan disipliner untuk pilot karena membuat penerbangan tertunda.
Bicara soal paspor, Presiden ke-7 RI Joko Widodo meneken Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2024 sebagai dasar aturan kenaikan tarif pembuatan paspor dua hari sebelum lengser, yakni pada 18 Oktober 2024. Kebijakan itu berlaku mulai Desember 2024. Selain kenaikan tarif, kebijakan baru juga memperkenalkan perubahan masa berlaku untuk beberapa jenis paspor.